Sejarah Desa Pecuk

Desa Pecuk dulu merupakan daerah rawa dimana pada waktuitu banyak ikan didalamnya, dan tidak tahu dari mana asalnya didaerah rawa itu banyak di datangi burung yang bernama burung Pecuk yang mau mencari makan di rawa-rawa tersebut, karena burung Pecuk merupakan burung yang memakan ikan. Dan datanglah seorang Kiyai yang bernama Jalipah denganmelihat banyaknya burung Pecuk di Daerah ini akhirnya KiayiJalipah memberikan nama desa ini Desa Pecuk.
Bukti adanya burung Pecuk masih ada di Kebun Binatang Surabaya. Selain memberikan nama Desa Pecuk Kiyai Jalipah jugamemberi peninggalan berupa tempat pengambilan air wudlu yanghermnamna Padasan. Setelah perkembangan jaman menjadi sebuah Desa Pecuk,pada masa penjajahan Belanda telah mengangkat seorang Lurahbernama Poncowiryo pada tahun 1902 s.d. 1924 dan diturunkanpada anaknya yang bernama Sumardi pada tahun 1924 s.d. 1966.
Karena adanya perubahan pemilihan Lurah pada tahun 1966yang dilaksanakan secara langsung dan pada waktu itudimenangkan oleh Katimo masa jabatannya 1966 s.d 1984.Dilanjutkan Sukard Tahun 1985 s.d. 1993, Kasmidjan Tahun 1993s.d. 2002,Sugianto Tahun 2002 s.d. 2013, Eko Nukaji HariyadiTahun 2013 s.d. 2019, Juwadi Pj. Kades Tahun 2019 s.d 2020 (Mei2019 s.d Januari 2020) dan Soni Hartoyo Tahun 2020 s.d. Sekarang. Demikian asal usul Desa Pecuk dan Pemerintahan Desa Pecuk.
Desa Pecuk Terdiri Dari 3 (tiga ) Dusun Yaitu :
1.Dusun Pecuk cetakan Kerajaan
2.Dusun Ganggang berasal dari Tumbuhan Ganggeng
3. Dusun Glagahan berasal dari Pohon Glagah
Secara geografis Desa Pecuk terletak pada posisi 7°31'0” LintangSelatan dan 111°54'0" Bujur Timur.Topografi ketinggian desa ini adalah berupa daratan sedang yaitu sekitar 156 m di atas permukaanair laut. Berdasarkan data BPS Kabupaten Nganjuk tahun 2018,selama tahun 2018 curah hujan di Desa Pecuk rata-rata mencapai 55mm Banyaknya Curah hujan 2045 mm.
Desa Pecuk dulu merupakan daerah rawa dimana pada waktuitu banyak ikan didalamnya, dan tidak tahu dari mana asalnya didaerah rawa itu banyak di datangi burung yang bernama burung Pecuk yang mau mencari makan di rawa-rawa tersebut, karena burung Pecuk merupakan burung yang memakan ikan. Dan datanglah seorang Kiyai yang bernama Jalipah denganmelihat banyaknya burung Pecuk di Daerah ini akhirnya KiayiJalipah memberikan nama desa ini Desa Pecuk.
Bukti adanya burung Pecuk masih ada di Kebun Binatang Surabaya. Selain memberikan nama Desa Pecuk Kiyai Jalipah jugamemberi peninggalan berupa tempat pengambilan air wudlu yanghermnamna Padasan. Setelah perkembangan jaman menjadi sebuah Desa Pecuk,pada masa penjajahan Belanda telah mengangkat seorang Lurahbernama Poncowiryo pada tahun 1902 s.d. 1924 dan diturunkanpada anaknya yang bernama Sumardi pada tahun 1924 s.d. 1966.
Karena adanya perubahan pemilihan Lurah pada tahun 1966yang dilaksanakan secara langsung dan pada waktu itudimenangkan oleh Katimo masa jabatannya 1966 s.d 1984.Dilanjutkan Sukard Tahun 1985 s.d. 1993, Kasmidjan Tahun 1993s.d. 2002,Sugianto Tahun 2002 s.d. 2013, Eko Nukaji HariyadiTahun 2013 s.d. 2019, Juwadi Pj. Kades Tahun 2019 s.d 2020 (Mei2019 s.d Januari 2020) dan Soni Hartoyo Tahun 2020 s.d. Sekarang. Demikian asal usul Desa Pecuk dan Pemerintahan Desa Pecuk.
Desa Pecuk Terdiri Dari 3 (tiga ) Dusun Yaitu :
1.Dusun Pecuk cetakan Kerajaan
2.Dusun Ganggang berasal dari Tumbuhan Ganggeng
3. Dusun Glagahan berasal dari Pohon Glagah
Secara geografis Desa Pecuk terletak pada posisi 7°31'0” LintangSelatan dan 111°54'0" Bujur Timur.Topografi ketinggian desa ini adalah berupa daratan sedang yaitu sekitar 156 m di atas permukaanair laut. Berdasarkan data BPS Kabupaten Nganjuk tahun 2018,selama tahun 2018 curah hujan di Desa Pecuk rata-rata mencapai 55mm Banyaknya Curah hujan 2045 mm.
KKNT Kelompok 10 Universitas PGRI Mpu Sindok
2025